Kamis, 26 September 2013



Marquez: Pedrosa yang Seharusnya Jadi Juara Dunia

  • Kamis, 26 September 2013 | 11:56 WIB
Pebalap MotoGP asal Spanyol, Dani Pedrosa, bersiap di atas motornya sebelum memulai balapan. | MOTOGP.COM
ARAGON, KOMPAS.com — Marc Marquez adalah rookie MotoGP musim ini. Tetapi, sepak terjangnya jauh melebihi para pebalap senior, termasuk rekan satu timnya, Dani Pedrosa. Pebalap Spanyol ini sudah mengantongi lima kemenangan.

Jika melihat statistik dari 13 seri yang sudah dijalani, pebalap 20 tahun ini sembilan kali meraih hasil balapan lebih baik dibanding Pedrosa. Di klasemen, Marquez juga unggul jauh dengan 253 poin, dan berada di posisi pertama. Sementara Pedrosa dan Jorge Lorenzo berada di bawahnya dengan 219 poin.

Bagi Marquez, gelar juara dunia kini di depan mata. "Jelas bahwa saya sekarang berada di situasi ini, saya tidak bisa membantah, ya, kami berpikir tentang juara dunia dan kami punya peluang untuk melakukannya," kata Marquez.

"Tetapi, saya bertahan dengan apa yang saya katakan sebelumnya. Saya sudah melakukan lebih dari yang saya harapkan pada balapan MotoGP pertama saya. Jika kami menjadi juara, akan sangat luar biasa. Tetapi, saya tidak merasa ada kewajiban untuk melakukannya."

"Dani dan Jorge sangat kuat, mereka melawan dengan 100 persen. Bagi saya, suatu kehormatan untuk bersaing dengan Jorge dan Dani. Mereka melakukan yang terbaik untuk melawan saya. Jorge memakai kartunya dengan tepat, dia tahu kapan harus bermain keras, mengambil risiko, dan memenangi balapan."

Meski kini menjadi pemuncak klasemen, Marquez tak bisa menghindari fakta bahwa dia adalah pebalap "nomor dua" di Honda. Sudah pasti dia harus menghadapi persaingan internal dengan Pedrosa.

"Saat kamu di lintasan, lawan pertamamu adalah rekan satu timmu. Kami selalu bersaing saat di garasi. Tapi bagi saya, jelas bahwa saat ini Dani adalah nomor satu di tim. Dia adalah yang seharusnya menjadi juara dunia, dan saya adalah rookie."

"Itulah bagaimana saya memulai musim ini dan mengakhirinya. Saya tidak ada rencana untuk mengganti peran karena ini bukan momen saya. Kita lihat apa yang akan terjadi tahun depan, tapi sekarang peran saya adalah sebagai rookie dan saya bisa meraih banyak (kemenangan) karena saya tidak punya tanggung jawab atau tekanan. Saya membalap dengan lebih bebas."

Jumat, 06 September 2013

Hamilton Pimpin Sesi Pembuka GP Italia

Pebalap Mercedes asal Inggris, Lewis Hamilton, memasuki pit saat sesi latihan bebas tiga GP Belgia, di Sirkuit Spa-Francorchamps, Sabtu (24/8/2013). | AFP PHOTO/ALEXANDER KLEIN
MONZA, KOMPAS.com - Lewis Hamilton mencatat waktu tercepat pada sesi latihan bebas pertama GP Italia, di Sirkuit Monza, Jumat (6/9/2013) pagi waktu setempat atau sore WIB.

Jenson Button berhasil mencatat waktu tercepat lebih dulu saat sesi berjalan sekitar 26 menit. Tetapi, Sergio Perez berhasil melewati catatan waktunya. Pebalap McLaren ini beberapa kali berhasil memperbaiki catatan waktunya.

Sebastian Vettel melewati catatan waktu Perez setelah menyelesaikan satu putaran dalam 1 menit 29,914 detik, sekitar setengah sesi berjalan.

Fernando Alonso menggeser tempat Vettel, berkat catatan wkatu 1 menit 25,863 detik. Tetapi, sekitar tujuh menit kemudian Hamilton berhasil mencatat waktu 1 menit 25,565 detik, yang langsung mengantarnya ke posisi teratas pencatat waktu tercepat.

Catatan waktu Hamilton tak terkejar hingga sesi habis. Alonso berada di urutan dua, disusul Nico Rosberg di urutan tiga.

Pelari Bugil Dihukum Tiga Bulan

SYDNEY, Kompas.com — Wati Holmwood tidak pernah menyangka tindakannya lari dalam keadaan bugil saat pertandingan Liga Rugbi Australia harus dibayar dengan hukuman tiga bulan penjara.

Holmwood yang berasal dari Selandia Baru melakukan perbuatannya saat pertandingan final liga rugbi Italia, Juli lalu. Ia melakukannya di hadapan 83 ribu penonton dan 4,2 juta penonton televisi.

Kuasa hukum Holmwood meminta agar kliennya tidak harus menjalani hukuman atau mendapat hukuman percobaan saja. Namun, hakim Christopher Longley memutuskan hukuman penjara buat Holmwood yang pernah melakukan hal serupa pada 2011 lalu.

Ia juga dijatuhi hukuman denda 1.800 dollar AS karena terbukti bersalah masuk lapangan pertandingan tanpa izin dan melakukan tindak tidak menyenangkan di depan publik.

Kuasa hukumnya, Will Tuckey, mengatakan bahwa kliennya akan mengajukan banding. "Tidak ada bukti dia melakukan tindak kekerasan malam itu," kata Tuckey. "Juga tidak ada bukti ada orang terluka atau trauma akibat perbuatannya tersebut."
Uang Setan Merah Tak Bisa Beli Mimpi Fabregas
Dibaca: 10261
Share:
AFP/ LLUIS GENE
Selebrasi Cesc Fabregas usai membobol gawang Malaga dalam lanjutan Liga BBVA, Sabtu atau Minggu (2/6/2013) dini hari WIB.
BARCELONA, KOMPAS.com - Gelandang Barcelona, Cesc Fabregas, menjelaskan alasannya menolak tawaran Manchester United pada bursa transfer musim panas 2013. Ia menegaskan takkan pindah ke Old Trafford, sekalipun Setan Merah menawarkan gaji dua kali lipat.

MU pernah dua kali mengajukan penawaran transfer untuk memboyong Fabregas, masing-masing dengan nilai 26 juta poundsterling (sekitar Rp 390 miliar) dan 30 juta poundsterling (Rp 468 miliar). Namun, Barca menolak tawaran tersebut.

MU kemudian sempat disebut siap mengajukan tawaran ketiga dengan harga 35 juta poundsterling (Rp 546 miliar), tetapi transfer akhirnya tak terealisasi.

Fabregas menjelaskan, kembali Inggris bukanlah pilihan dalam kariernya. Ia mengaku, membela Barca adalah bagian dari impiannya. Demi mewujudkan impiannya tersebut, ia mengaku rela gajinya dipotong saat meninggalkan Arsenal untuk bergabung dengan Barca pada 2011.

"Aku fokus meraih kemenangan bersama Barca.  Ketika aku tiba (di Barcelona), aku tahu ada klub lain di mana aku bisa meraih lebih banyak uang dan bermain lebih banyak," jelas Fabregas kepada Cadena Cope.

"Contohnya, aku menerima banyak uang di Arsenal. Namun, bergabung dengan Barcelona merupakan impianku dan aku tidak akan pergi sekalipun mereka (MU) menawarkan gaji dua kali lipat," lanjut pemain Spanyol tersebut.

Fabregas memang cukup menikmati kariernya di Camp Nou. Pemain asal Spanyol tersebut sejauh ini telah merasakan gelar La Liga, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Sumber :
Editor : Tjatur Wiharyo

Sturridge On Fire, Liverpool Menang

Muhammad Indra Nugraha - Okezone
Senin, 2 September 2013 08:20 wib
Daniel Sturridge. (Foto: Daylife)
Daniel Sturridge. (Foto: Daylife)
LIVERPOOL - Liverpool berhasil menutup laga dengan kemenangan 1-0 atas Manchester United dalam laga lanjutan Premier League, Minggu (1/9/2013). Gol semata wayang The Reds sukses dicetak oleh Daniel Sturridge.

Gol Sturridge sendiri terjadi dengan begitu cepat, yaitu saat laga baru berjalan empat menit di paruh pertama. Menyambut tendangan sepak pojok dari Steven Gerrard, Sturridge sukses mengonversinya menjadi gol lewat tandukkan.

Skor 1-0 bertahan hingga laga berakhir, Dengan kemenangan ini, Liverpool berhasil memuncaki klasemen sementara Premier League dengan raihan sembilan poin dari tiga pertandingan.

Sturridge memang tengah on fire, tercatat gol pada laga kontra United adalah yang ketiga dari tiga laga yang telah dijalani Liverpool di awal musim ini. Dua gol Sturridge lainnya dicetak ke gawang Stoke City dan Aston Villa.

Ia pun tak segan membeberkan kunci keberhasilannya. Pemain berusia 24 tahun ini mengatakan bahwa pelatih Brendan Rodgers sangat tegas untuk menerapkan permainan kolektif.

"Kami terus berjuang keras sejak awal musim dan pada pramusim manajer telah mengingatkan kepada kami untuk bermain kolektif dan menyingkirkan ego pribadi. Dan itu kami tunjukkan di lapangan," ujar Sturridge usai pertandingan kepada BBC .

Perlu diketahui, Sturridge mengawali karier profesionalnya bersama Manchester City. Bersama The Citizens, ia sulit mendapatkan tempat utama hingga akhirnya pada musim  2008/2009 ia tampil di 26 laga dan sukses mencetak 4 gol dan 3 assist.

Pada musim panas 2009, dirinya pindah ke Chelsea dengan nilai kontrak 58 juta euro.
Pada musim 2009/2010-2010/2011, Sturridge sukses mengkoleksi 41 penampilan dengan torehan 9 gol, dan 3 assist.

Kemudian, The Blues memilih meminjamkan Sturridge ke Bolton Wanderers selama 6 bulan pada musim 2010/2011. Di Bolton, Sturridge cukup tampil mengesankan dengan mengukir 8 gol dari 12 laga.

Pada musim 2011-2012, Chelsea kembali menariknya ke Stamford Brigade dan memasukan ia dalam skuad utama. Tercatat, ia mencetak 13 gol dan 7 assist dari 43 laga yang dijalaninya.

Pada musim 2012-2013, performanya mengalami penurunan dan memaksa Chelsea menjualnya ke Liverpool pada Februari 2013. Ternyata, Liverpool cukup beruntung dengan performanya yang kembali menanjak lewat 11 gol dan 5 assist dari 16 laga.

Di musim 2013-2014, Sturrdge semakin mengganas dengan torehan tiga golnya dalam tiga pertandingan. Akan perfoma pemain kelahiran Birmingham ini akan semakin meningkat hingga akhir musim ini? Menarik untuk kita tunggu....

MotoGP 2013

Honda Berjaya, Yamaha Gagal Terdepan

Muhammad Indra Nugraha - Okezone
Senin, 26 Agustus 2013 12:04 wib
Aksi Marquez dan Pedrosa di Brno yang selalu terdepan. (Foto: Reuters)
Aksi Marquez dan Pedrosa di Brno yang selalu terdepan. (Foto: Reuters)
JAKARTA - Paruh kedua musim balapan MotoGP kali ini telah kembali bergulir. Pada beberapa seri terakhir ini, balapan motor tersebut diprediksi bakal minim persaingan dalam mencari pemenang dalam setiap serinya.

Di mulai dari MotoGP dengan hasil yang diraih pada seri GP Rep.Ceska, Minggu (25/8/2013). Dominasi Repsol Honda bersama Marc Marquez dan Dani Pedrosa-nya masih cukup menguasai jalannya balapan musim ini.

Bahkan, Marquez yang notabene adalah debutan di musim ini sukses meraih kemenangan empat kali secara beruntun. Tercatat, Marquez sukses membawa RC213V dengan hanya baru sekali tidak meraih podium di seri GP Italia, itu pun karena kecelakaan.

Alhasil pembalap yang baru berusia 20 tahun itu sukses berada di puncak klasemen dengan 213 poin atau unggul 26 poin di atas Pedrosa. Pedrosa  sejauh ini memang yang baru bisa memberikan perlawanan cukup ketat pada rekan setimnya dengan total sebanyak enam seri naik podium berbarengan.

Dengan tujuh seri yang tersisa, diprediksi sudah minim persaingan. Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi yang membela bendera belum masih selalu mengalami masalah dalam motornya dan hanya mampu memberi kejutan di seri awal.

Lorenzo yang meraih gelar juara dunia tahun lalu, mengakui bahwa dirinya sulit untuk menyaingi duet Honda yang selalu berada di depan.  “Saya memacu motor dengan sangat cepat, tapi saya tak bisa berbuat banyak untuk meladeni dua pembalap Honda,” katanya seperti dilansir Crash, Minggu (25/8/2013).

Yamaha sebenarnya mencoba untuk mematahkan dominasi Honda dengan memasang seamless shift gerbox (SSG) pada YZR-M1. Sayang, tim mekanik mereka belum siap untuk mencangkokkannya, sedangkan Honda sendiri sudah memakainya lebih dulu.

Sementara tim-tim lainnya sudah seperti tidak bisa kembali bersaing, bahkan tim pabrikan sekelas Ducati sulit untuk tembus lima besar. Pada musim ini, hanya Cal Crutchlow dari Tech 3 yang bisa dibilang cukup konsisten.

Bila boleh mendahului takdir, Marquez sudah layak meraih gelar juara untuk pertama kalinya di MotoGP. Terlebih dengan rekor-rekor baru yang menorehkan sejarah di ajang MotopGP.

Sementara itu, Yamaha hanya sebagai peramai balapan di sisa musim ini dengan aksi-aksi Lorenzo dan Rossi, yang akhirnya hanya gagal menjadi terdepan. Apakah Marquez benar ditakdirkan sebagai juara

Mendapat Ejekan Penonton, Vettel Heran

Aditya Putra - Okezone
Jum'at, 6 September 2013 01:34 wib
Sebastian Vettel. (Foto: Reuters)
Sebastian Vettel. (Foto: Reuters)
MONZA - Pembalap Formula 1 (F1) untuk tim Red Bull, Sebastian Vettel tak habis pikir dengan tindakan penonton yang mengejeknya (meneriakkan ‘boo’) pada Grand Prix Inggris di Silverstone, beberapa waktu lalu. Menurutnya, ejekan merupakan hal yang tak pantas dan tak adil untuk diberikan kepada pembalap.

Ejekan yang didapat Vettel di Silverstone berjarak tiga pekan saja dari ejekan sebelumnya, yaitu saat dirinya memenangi GP Kanada. Pembalap yang telah mengoleksi tiga gelar juara dunia itu sebenarnya mengerti apabila penonton kecewa jika driver asal negaranya tak menang, namun ejekan bukanlah hal yang layak untuk dilakukan.

“Saya tak mengerti. Saya tak berbuat apa pun yang membuat mereka melakukan itu. Saya kembali ke panggung setelah perlombaan dan mendapat ejekan lagi. Saya mengambil kamera dan berkata ‘Jika kalian ingin mengejek saya, paling tidak, lakukanlah dengan pantas,’ Saya mencoba untuk menertawakan hal itu,” ujar Vettel, seperti dilansir Sky Sports, Jumat (6/9/2013).

“Tapi Anda tak suka saat orang-orang mengejek Anda. Jelas, pada Grand Prix Inggris, saat saya memimpin dan mereka ingin pembalap asal Inggris menang, mereka mungkin tak menyukainya dan itu fair. Tapi dengan sorakan, saya pikir itu tidak fair. Jika seseorang menyoraki, yang lain mengikuti. Saya tidak yakin semuanya ingin bersorak, tapi karena terbawa-bawa,” tutupnya.

Hingga seri ke-11 F1 musim ini, Vettel masih mantap berada di puncak klasemen sementara, dengan poin 197 atau unggul 46 angka dari pesaing terdekat, driver Ferrari Sebastian Vettel. Jika mampu mempertahankan performa pada seri-seri berikutnya, pembalap berusia 26 tahun tersebut memiliki peluang besar untuk merengkuh gelar keempatnya, yang didapat secara berturut-turut. (dit)

Bale Tanpa Jaminan Starter

Randy Wirayudha - Okezone
Jum'at, 6 September 2013 14:43 wib
Gareth Frank Bale (Foto: Reuters)
Gareth Frank Bale (Foto: Reuters)
MADRID – Datang sebagai bintang yang diharapkan publik dihiasi banderol mentereng, siapa bilang Gareth Bale akan “dipersilahkan” langsung menempati satu posisi starting di Real Madrid. Asisten pelatih Paul Clement memastikan takkan ada jaminan istimewa untuk seorang Bale.

Berseragam Los Blancos dengan label 90 juta pounds ke Santiago Bernabéu, Bale dielu-elukan Madridista saat diperkenalkan pertama kali. Tapi sesudah perayaan awal itu, Bale mesti menerima situasi di mana statusnya, sama rata sebagaimana jugador Madrid lainnya.

“Terdapat banyak persaingan demi tempat utama – tak ada yang akan mendapat jaminan apapun,” tegas Clement, sebagaimana disitat Football-Espana, Jumat (6/9/2013).

Andaikan Bale tampil apik dalam tiap sesi latihan dan entrenador Carlo Ancelotti mempercayainya tampil di skuad utama, jelas pertanyaan soal posisi paling pas untuk Bale bakal mengemuka.

“Pelatih Carlo Ancelotti punya ide yang jelas bagaimana menempatkannya tapi banyak hal bisa berubah. Peran Bale di tim? Carlo cukup fleksibel untuk memanfaatkan Bale dan pemain lainnya dalam kapasitas berbeda,” lanjutnya.

“Di Southampton, Bale bermain di bek kiri di mana dia juga bermain di posisi itu saat bersama Spurs. Tapi dia juga lama-kelamaan ditempatkan di gelandang kiri. Baru-baru ini dia lebih ke tengah dan lebih serba bisa. Akan menarik melihat bagaimana dia akan nyetel. Kami akan mencoba mencarikan posisi terbaik dan menentukan yang juga terbaik untuk tim secepatnya,” imbuh Clement.

Sebelum bisa klop dengan para pemain lainnya, winger asal Wales itu harus lebih dulu mampu menyesuaikan diri dengan sempurna. Salah satu kendala tentunya komunikasi – bahasa. Clement berharap Bale bisa menguasai bahasa Spanyol lebih cepat sebagaimana Luka Modric musim lalu.

“Gareth harus cepat belajar. Banyak pemain memulai pelajarannya di klub ketika mereka tiba. Modric yang bermain dengan Gareth di Tottenham, langsung mengambil kursus – sekarang dia sudah bisa bicara bahasa Spanyol dan Inggris kepada para pemain lain,” sambungnya.

“Saya yakin Gareth akan melakukan hal yang sama. Dia bicara beberapa patah kata (bahasa Spanyol) di konferensi pers. Komunikasi kami dengan tim juga akan disampaikan semuanya dalam bahasa Spanyol,” tukas Clement.

Selasa, 03 September 2013

Hantu


Kado ulang tahun menumpuk rapi di atas meja. Di sampingnya sudah siap kue tart dilingkari dua puluh satu lilin. Hari ini ulang tahunku. Dari jumlah lilin yang disematkan pada kue tart, pasti sudah dapat mengira umurku kini dua puluh satu tahun. Bukan umur yang muda lagi, namun juga bukanlah umur yang sudah tua. Karena aku masih bisa berkarya dan melakukan sesuatu untuk keluarga, nusa, dan bangsa.
Pukul tujuh malam pesta ulang tahunku dimulai. Kawan-kawan dengan membawa kado masing-masing sudah datang sejak tadi. Di sinilah kami berada, di ruang tamu yang berukuran tujuh kali enam meter ini. Ruang yang cukup luas untuk menampung kurang lebih dua puluh orang yang meramaikan pesta ulang tahunku.
Suasananya cukup meriah, dentuman lagu pop membahana ke seluruh sudut ruangan. Ayah, ibu, dan kedua adik perempuanku ikut meramaikan pesta ini. Lampu-lampu hias berwarna-warni menambah gemerlapnya malam. Pesta ulang tahun yang meriah. Kami bersenda gurau. Dan… tibalah saat aku harus meniup lingkaran lilin di atas kue tart.
“Selamat ulang tahun kami ucapkan…” Iringan lagu membuat hasratku terus membuncah ingin segera meniup lingkaran lilin kecil itu.
“… Selamat panjang umur dan bahagia! Tiup lilinya… tiup lilinnya, tiup lilinnya… sekarang juga…”
Aku berdo’a di dalam hati sebelum ku tiup lilin. Dan inilah saatnya!
“Sekarang juga… sekarang… jugaaa… !“
Pet…
Seketika lampu mati serentak setelah lilin ku tiup. Sontak semua berteriak, tak terkecuali aku. Bagaimana tidak kaget, jika tiba-tiba saja ruangan sebelumnya begitu terang dengan gemerlapnya lampu pesta seketika padam, begitu pula dengan lilin yang ku tiup.
“Ayah cek sekring di luar dulu…” ujar ayahku sedikit cemas.
“Wah gelap banget nih…” ujar Ayna, salah satu temanku. Kawan-kawan lain mengiyakan.
“Iya, nih… nakutin!”
Tak ingin kawan-kawanku kecewa, aku menyusul ayah yang sibuk mengecek sekring di depan. “Aku susul ayah dulu, ya! Siapa tahu butuh bantuanku.”
Adik perempuanku menarik tanganku. “Jangan, Mbak. Biar aku saja. Kan, mbak sedang ulang tahun. Jadi, mbak diam saja disini.”
Aku menyetujui usulnya. Dan, aku kini menemani kawan-kawanku yang mulai ribut sendiri. Lima menit berlalu, ayah dan adikku belum juga kembali. Kami terpaksa, menyalakan kembali lilin-lilin di kue tartku, agar ada sedikit cahaya yang melegakan pupil mata kami.
Puk!
Ada yang menepuk pundak kiriku. Sontak aku menoleh. Heran, tidak ada siapa-siapa. Aku agak merinding karena suasana yang gelap gulita. Aku merapat pada Inna yang duduk di samping kananku. Tak lama kemudian, ayah dan ibuku datang membawa nyala api dari korek api.
“Sekringnya terbakar, enggak bisa dibetulkan. Biar ayah panggil tukang listrik saja.”
“Aduh, kalau panggil tukang listrik, masih lama, dong?” Aku agak sedih. Mengapa ulang tahunku jadi begini?
Salah satu kawanku, Hendra, mengusulkan, “Bagaimana kalau kita rayakan ulang tahunmu dengan suasana lilin saja?”
“Benar kata Hendra, Mila!” Serentak yang lainnya menyetujui usulan Hendra.
Sebenarnya, aku tidak ingin kondisinya menjadi seperti ini, tapi bagaimana lagi? Tak ada yang menyangka kalau ulang tahunku kini menjadi gelap.
“Ya, sudah kalau begitu, kita potong kue nya, yuk!” sahutku.
Ibu berdiri. “Oke, ibu carikan lilin yang lebih banyak lagi di dapur.” Ia kemudian beranjak menuju dapur.
***
Pukul 00.30 WIB tengah malam. Listrik sudah bisa dinyalakan dan kawan-kawanku sudah pulang semua. Saatnya aku membuka kado dari kawan-kawanku. Dua puluh orang dengan lima belas kado yang berbeda. Di antara mereka ada yang berpatungan sehingga kado tidak sebanyak jumlah orang yang hadir. Tak apalah, yang penting kawan-kawanku sudah berkenan hadir.
Satu persatu aku membuka kado. Ada yang menghadiahkan jam tangan, tas, bantal lucu, hingga boneka yang memiliki tatapan dingin dan… menyeramkan!
Rambutnya ikal berwarna pirang, kusut, dan sangat kumal. Bajunya juga kumal. Memang, benar kainnya berwarna-warni, tapi warnanya sudah memudar bahkan kekuning-kuningan.
Kedua tangannya terbuat dari plastik, sepertinya agak rapuh. Sedikit saja aku tekan pasti tanganya patah. Kedua tangan dan kaki boneka itu dapat digerak-gerakkan dan ditekuk. Sehingga mampu didudukkan pada kursi atau sekedar disandarkan pada dinding.
Ih… belum lagi wajahnya yang bak hantu! Mukanya pucat kekuning-kuningan tapi bibirnya merah mencolok. Tersenyum tegas dan mengerikan. Seolah-olah penuh kelicikan. Kelopak matanya mampu terbuka dan tertutup seraya badannya terguncang. Bulu matanya lentik panjang, hitam, dan sedikit tajam.
Aih… matanya berwarna biru dan bulat! Jika ia membuka matanya lebar-lebar, seakan mendelik ke arahku. Seperti ingin mencengkeramku.
Aku bergidik, tengah malam sendirian di kamar. Aku membuka kado terakhir itu. Awalnya aku heran karena bungkus kado itu berwarna merah legam tetapi berkilau saat terpantul cahaya. Bentuknya persegi panjang dengan pita berwarna hitam tersemat di keempat sisinya.
Kuselidiki siapa yang memberi hadiah ini, aku melihat-lihat seluruh sisi dan sudut kotak kado itu. Mencari kartu ucapan. Ah, ada kartu ucapannya!
“Selamat ulang tahun Mila. Hari ini adalah harimu! Kau akan mendapatkan keinginanmu.”
Tapi… tak ada namanya. Siapa, sih?
Kemudian, aku mengumpulkan semua kartu ucapan yang kuperoleh. Kuingat-ingat siapa saja yang hadir malam ini, lalu kucocokkan. Tapi, tak ada yang terlewat. Semua yang hadir, semua itulah yang hadir pada kartu ucapan.
Lalu, dari siapa kado tadi?
Lelah berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk menaruh boneka itu ke kotaknya dan kuletakkan di kolong tempat tidurku, sedangkan kado-kado yang lain aku rapikan di atas meja belajarku.
Lelah mulai merambat relung tulang belakangku. Mataku pun juga terasa berat dan ingin sekali terpejam. Entah berapa menit kemudian, akhirnya mataku terpejam dengan nyaman.
***
Kakiku bergerak-gerak? Ada apa? Apa sudah pagi?
“Nanti dululah… capek, nih!” gerutuku dengan mata masih tertutup.
Namun, guncangan di kakiku semakin keras. Kurasakan tangan yang menyentuh kakiku terasa dingin. Pasti baru saja cuci tangan. Ah! Membuatku terpaksa untuk bangun karena sentuhan dinginnya.
Mataku terbuka, tapi tak kuhiraukan ia yang membangunkanku. Namun, tiba-tiba jempol kakiku ditarik! Begitu keras hingga persendian tulang jempolku berbunyi. Seketika itu aku marah.
“Kira-kira, dong, kalau mau bangunin!” aku mengangkat badanku dan hendak melihat siapa diantara anggota keluarga yang membangunkanku dengan keji seperti itu.
Jempolku terasa linu. Sambil terus melihat sekeliling kamarku yang remang-remang karena hanya lampu tidur saja yang menyala. Aku menoleh ke arah jam dinding. “Ya, ampun! Ini masih jam satu kurang lima menit! Kenapa membangunkanku jam segini, sih?! Nggak tahu apa, aku capek! Baru setengah jam aku tidur sudah dibangunin. Ada apa sih?!”
Tak ada yang menyahut, juga tidak tampak seorang pun di kamarku. Aku sedikit merinding. Sedangkan jempol kakiku juga masih terasa sangat ngilu. Aku memutuskan untuk tidur lagi, meski sebenarnya aku tidak akan bisa tidur lagi.
Benar saja, insomnia menjalar di tubuhku. Badanku seakan tidak ingin melemas, juga mataku seperti diganjal korek. Kantuk pun rasanya sudah hilang. Aku menutupi kepalaku dengan selimut.
Tapi… ah, itu mungkin hanya mimpi dan halusinasiku saja. Tapi mengapa rasa ngilu di jempolku masih terasa? Ini bukan mimpi!
Hah, selimutku ditarik! Ya tuhan, lindungilah aku!
Seketika berhenti! Namun, aku tetap tak ingin membuka selimutku. Karena aku yakin, tidak ada orang lain di kamarku. Karena pintu kamarku pun tak berbunyi pertanda tidak ada seseorang pun yang masuk.
***
“Apa-apaan ini?!” jeritku seraya melihat lengan kiriku penuh dengan goresan yang dalam dan darah yang bercucuran. Darahnya tidak banyak, namun sudah mengering. Selain itu, lebam yang membiru di sekitar lukanya. Warna kulitku menjadi kekuning-kuningan karena pucat.
Pagi ini, aku bangun karena merasakan perih di lenganku, ternyata memang lenganku yang tersayat. Ayah, ibu, dan adik-adikku bergegas masuk dan menjerit melihatku. Mereka sangat terkejut melihatku.
“Astaga, Mila!” ibuku menggeleng-gelenggkan kepala, seakan tidak percaya melihatku. Ia menangis dan menjauhiku.
“Mbak… kenapa Mbak berubah seperti ini?”
“Berubah?”
Adikku memberikan cermin padaku. Seketika aku melihat wajahku, dan aku berubah! Aku menjadi… seperti boneka yang kudapat tadi malam! Lengkap dengan lipstik merah menyala di bibirku!
Aku segera menoleh mencari kado yang semalam kutaruh di kolong tempat tidur. Ternyata kotaknya terbuka dan tidak ada isinya. Ke mana boneka itu?
Aku menangis! Aku tampak muda! Sangat muda!! Bahkan nyaris seperti gadis kecil berwujud boneka. Apa ini jawaban atas doaku semalam? Bahwa kuingin tetap muda seperti gadis kecil. Dan kini…?
TAMAT